SUBNETTING IPv4 ( Metode CIDR dan VLSM)

SUBNETTING IPv4

( Metode CIDR dan VLSM)

Oleh:fahra alifta khoiruna

 

A pengertian

Subnetting adalah teknik memecah network (jaringan komputer) menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP Address kelas A, kelas B, dan Kelas C saja. Dan dengan teknik subnetting, maka suatu network dapat menciptakan beberapa network tambahan, tetapi hal itu sayangnya bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebu

B fungsi Subnetting

  • Mengefisienkan Alamat IP
  • Mengurangi Traffic Jaringan
  • Meningkatkan keamanan jaringan
  • Mengoptimalkan kinerja dan kecepatan jaringan

C Tujuan Subnetting

  • Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, jika kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
  • Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  • Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
  • Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
  • Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
  • Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
  • Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Ada dua cara pengoprasian subnetting,yaitu:

  • CIDRC(Classless Inter-Domain Routing)adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan.

Sumber:https://en.wikipedia.org/wiki/Classless_Inter-Domain_Routing.

1.   Subnetting IP address kelas C

Perhitungan yang digunakan adalah oktet 4.

Contoh 192.168.1.0

Perhitungan :

Alamat ip 192.168.1.0 merupakan kelas C dan /26 yang berarti memiliki subnetmask 255.255.255.192 alias 11111111.11111111.11111111.11000000

  • Jumlah subnet = 2x --> 22 = 4 subnet. X adalah banyaknya biner 1 pada oktet terakhir subnetmask (dalam kelas C).
  • Jumlah host per subnet = 2y – 2 --> 26 - 2 = 62 host. Y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet terakhir subnetmask.
  • Blok subnet = 256 – 192 = 64. 224 merupakan nilai oktet terakhir subnetmask. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128 + 64 = 192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.
  • Alamat host dan broadcast yang valid.

          Host pertama adalah 1 angka setelah subnet. Broadcast adalah 1 angka sebelum subnet terakhir.

Subnet

192.168.1.0

192.168.1.64

192.168.1.128

192.168.1.192

Host Pertama

192.168.1.1

192.168.1.65

192.168.1.129

192.168.1.193

Host Terakhir

192.168.1.62

192.168.1.126

192.168.1.190

192.168.1.254

Broadcast

192.168.1.63

192.168.1.127

192.168.1.191

192.168.1.255

 

2.    Subnetting kelas B

Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan :

-Subnet /7 sampai /24 caranya sama dengan kelas C, hanya saja hanya oktet 3 yang digunakan.

 -Subnet /25 sampai /30 di oktet 3 dan 4.

Contoh 172.16.0.0/25

Perhitungan :

Alamat ip 172.16.0.0 merupakan kelas B dan /25 yang berarti memiliki subnetmask 255.255.255.128 alias 11111111.11111111.11111111.10000000

  • Jumlah subnet = 2x --> 29 = 512 subnet. X adalah banyaknya biner 1 pada dua oktet terakhir subnetmask atau oktet ke-3 dan 4 (dalam kelas B).
  • Jumlah host per subnet = 2y – 2 --> 27 - 2 = 126 host. Y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet 2 terakhir subnetmask.
  • Blok subnet = 256 – 128 = 128. Dimana 128 merupakan nilai oktet terakhir subnetmask. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,128.
  • Alamat host dan broadcast yang valid.

Subnet

172.16.0.0

172.16.0.128

172.16.1.0

172.16.255.128

Host Pertama

172.16.0.1

172.16.0.129

172.16.1.1

172.16.255.129

Host Terakhir

172.16.0.126

172.16.0.254

172.16.1.126

172.16.255.254

Broadcast

172.16.0.127

172.16.0.255

172.16.1.127

172.16.255.255

 

3.    Subnetting kelas A

Subnetmask yang bisa digunakan adalah CIDR /8 sampai /30. Konsepnya sama, bedanya hanya pada oktet mana yang kita mainkan blok subnet. Dalam kelas A yang dimainkan adalah oktet 2, 3, dan 4.

Contoh 10.0.0.0/16

Perhitungan :

Alamat ip 10.0.0.0 merupakan kelas A dan /16 yang berarti memiliki subnetmask 255.255.0.0 alias 11111111.11111111.00000000.00000000

  • Jumlah subnet = 2x --> 28 = 256 subnet. X adalah banyaknya biner 1 pada tiga oktet terakhir subnetmask atau oktet 2, 3, dan 4 (dalam kelas A).
  • Jumlah host per subnet = 2y – 2 --> 216 - 2 = 65.534 host. Y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet 3 terakhir subnetmask.
  • Blok subnet = 256 – 255 = 1. Dimana 255 merupakan nilai oktet terakhir subnetmask. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, etc.
  • Alamat host dan broadcast yang valid.

Subnet

10.0.0.0

10.1.0.0

10.254.0.0

10.255.0.0

Host Pertama

10.0.0.1

10.1.0.1

10.254.0.1

10.255.0.1

Host Terakhir

10.0.255.254

10.1.255.254

10.254.255.254

10.255.255.254

Broadcast

10.0.255.255

10.1.255.255

10.254.255.255

10.255.255.255




  • VLSM(variable length subnet mask) adalah jenis perhitungan subnetting dimana panjang subnet mask yang kita berikan akan disesuikan dengan banyaknya jumlah host di setiap subnet.Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.

         Keuntungan Menggunakan VLSM

  • Jaringan LAN enterprise A dengan kelas A address: 10.0.0.0/8.
  • Punya beberapa site, site A, site B, site C, dan seterusnya.
  • Dari global ip space 10.0.0.0/8 tadi disubnet menjadi beberapa site menggunakan FLSM (biasanya).
  • Tapi tiap site, mereka pasti akan membuat subnet untuk network mereka.

 



SEMOGA BERMANFAAT

daftar pustaka:

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara instalasi os debian 8 di virtualbox

Teknologi Virtualisasi(Virtualization)

LINUX : Sejarah, Kelebihan, dan Kelemahannya